Emosi anak
Pada saat anak kita menangis, emosi anak seperti marah sering kali sebagai orang tua juga lepas kendali sehingga ikut terbawa suasana yang menyebabkan sebagian orang tua menjadi orang yang super power ketika menghadapi emosi anak, malah ikut terbawa emosi.
Berikut tips mengendalikan emosi anak sebagai orang tua:
1. Tentukan situasi saat Anda harus marah
Sering kali saat Anda marah kepada anak, masalahnya sebenarnya sepele. Maka, tetapkan dulu batasan-batasan perilaku mana yang perlu ditindak tegas dan mana yang masih bisa dibicarakan baik-baik.
Ingat, tidak semua kenakalan anak harus direspon dengan cara memarahi atau menghukum anak. Dengan begitu, Anda pun akan lebih tenang dalam menghadapi ulah si kecil.
Cara mengendalikan emosi pada anak yang pertama adalah pilihlah kesalahan anak yang penting-penting saja, seperti jika ia bersikap buruk dengan orang lain.
Sementara untuk kesalahan sepele seperti menaruh jaket di lantai sebaiknya tidak perlu disikapi dengan marah.
2. Jika ingin marah, segera tenangkan diri
Saat mendapati ulah si kecil yang menjengkelkan, Anda mungkin jadi naik pitam dan akhirnya berteriak atau membentak. Hindarilah luapan emosi ini dengan menenangkan diri dan membuat perasaan serileks mungkin.
Salah satu cara mengendalikan emosi pada anak yang paling efektif adalah dengan menarik napas sedalam mungkin. Kemudian embuskan dan ulangi beberapa kali sampai emosi Anda stabil.
Kedua, Anda bisa pergi menjauh dulu dari si kecil, misalnya ke kamar. Jika sudah merasa lebih tenang, barulah mengajak anak berbicara dan memberikan arahan untuk tidak mengulangi perilakunya lagi secara tegas.
3. Cobalah menghitung
Selain memberikan penegasan pada anak, menghitung satu sampai sekian bisa menjadi cara mengendalikan emosi pada anak.
Sebagai contoh, “Rapikan mainanmu sekarang. Ibu hitung sampai sepuluh. Kalau sampai sepuluh belum rapi, kamu tidak boleh pakai mainan ini lagi. Satu… dua….”
Nah, jika si kecil masih belum mematuhi perintah Anda, coba untuk memberi peringatan lagi dengan sikap yang tegas tanpa meneriaki atau membentak anak.
4. Hindari memukul
Cara mengendalikan emosi pada anak selanjutnya adalah hindari memukul ataupun hukuman fisik lainnya apapun yang terjadi.
Memukul akan mengajarkan anak-anak bahwa menyakiti orang lain itu diperbolehkan. Hal ini dapat menyebabkan mereka percaya bahwa cara memecahkan masalah adalah dengan menggunakan kekerasan.
Selain itu, memukul anak tidak akan membuat Anda merasa lebih baik. Bukannya lega, Anda justru akan dihantui rasa bersalah dan emosi negatif lainnya.
Terlebih lagi, kekerasan bisa membuat anak kehilangan kepercayaan pada orangtua sehingga ia justru akan bertingkah lebih nakal.
Menurut Journal of Psychopathology, 8 dari 10 remaja menyatakan bahwa ia pernah dipukul atau ditampar oleh orang tuanya dan hal itu meninggalkan efek negatif dalam dirinya.
5. Coba kendalikan cara bicara
Semakin tenang berbicara, semakin mudah juga Anda menenangkan perasaan dan menahan emosi. Sebaliknya, kata makian atau bentakan akan membuat amarah akan semakin naik
Semakin sering dilatih, Anda bisa menguasai diri dan membuat anak mengerti bahwa perilakunya salah.
Stanford Children Health menyarankan untuk gunakan kata “saya” daripada kata “kamu” saat sedang marah. Contohnya, “Mama jengkel kalau kamu melakukan ini karena…”, bukan “Kamu bikin Mama jadi stres.”
6. Hindari berkata kasar
Stanford Children Health menyebutkan bahwa berkata kasar pada anak juga merupakan bentuk penganiayaan kepada anak. Bahkan, hal tersebut ternyata dapat membekas lama dalam ingatan anak.
Oleh karena itu, jika sedang marah, cara mengendalikan emosi pada anak yang perlu Anda latih adalah memilih kata-kata yang baik.
Perkataan yang baik dapat membuat anak sadar akan kesalahannya, sedangkan perkataan kasar hanya akan menyakiti hatinya dan membuatnya trauma.
7. Hindari mengancam dengan hal yang mustahil
Dikarenakan terbawa emosi, Anda mungkin memberikan ancaman yang tidak mungkin, seperti “Mama akan potong tanganmu kalau kamu pecahkan gelas lagi!”
Padahal pada kenyataannya, Anda tidak mungkin memotong tangan anak sendiri, bukan?
Ancaman yang mustahil ini dapat menggugurkan kepercayaan anak. Bahkan ia akan menganggap marah Anda tidak berarti apa-apa sehingga tidak menimbulkan efek jera.
Selain itu, hindarilah ancaman yang berbau kekerasan. Hal itu secara tidak langsung menjadi contoh bagi anak. Jangan sampai dia mengira bahwa boleh-boleh saja memotong tangan orang lain saat sedang marah.
8. Tundalah berbuat sesuatu saat sedang marah
Saat sedang marah, tanyakan pada diri apa yang membuat Anda menjadi marah. Tundalah berbuat apapun sampai amarah mereda.
Marah tidak akan berefek apa-apa jika masih tersimpan dalam diri Anda. Ini baru akan berdampak jika Anda bertindak sesuatu.
Pada kebanyakan kasus, orang menyesali perbuatannya akibat terbawa emosi hingga melakukan kekerasan pada anak.
Oleh karena itu, sebisa mungkin terapkan cara mengendalikan emosi pada anak agar Anda tidak menyesal.
Berikut juga tips bagaimana kita meredam emosi anak agar terkendali dan terkontrol:
1. Mengetahui Penyebabnya
Pastikan Anda mengetahui terlebih dulu penyebabnya. Berbagai penyebab anak marah dan meluapkan emosinya karena lingkungan kurang nyaman, keinginannya tidak terpenuhi, lapar, bosan, dan mengantuk. Hal ini akan membantu Anda untuk mencegah ledakan emosi yang dialami anak di kemudian hari. Apabila anak sedang mengalami kekecewaan, berikan empati terlebih dulu kepadanya, baru kemudian menasihatinya.Salah satu cara mengetahui kondisi dan keinginan anak bisa dari tatapan matanya.
2. Mengalihkan perhatiannya
Dengan mengalihkan perhatian, anak akan melupakan kekecewaan dan kemarahan yang dirasakannya. Pengalihan perhatian ini, misalnya dengan mengajaknya melakukan aktivitas yang menyenangkan seperti menggambar, bernyanyi, berolahraga, bersepeda, dan bermain mainan favoritnya.
3. Bersikap tenang
Anak yang tiba-tiba marah memang bisa menyulut emosi Anda. Namun, berusahalah untuk bersikap tenang dan santai menghadapi si Kecil. Sikap tenang akan membuat Anda lebih mudah mencari solusi untuk meredakan amarah anak. Jangan sampai Ayah bunda tersulut emosi yang sama, jika kejadian tersebut terjadi di tempat umum, bawalah anak ke tempat sepi dan hindari untuk memarahinya.
4. Memberi perhatian dan pelukan
Bagi beberapa anak, perhatian dan pelukan Ibu dapat membuatnya merasa nyaman dan aman. Ledakan emosinya sedikit demi sedikit bisa berkurang saat Anda memeluknya dan memberikan perhatian positif kepadanya. Hal ini akan membuatnya merasa senang dan disayangi.
5. Biarkan anak tenang dulu untuk diajak berdiskusi
Lebih baik Anda menunggu sampai anak merasa tenang baru kemudian mengajaknya berbicara mengenai masalahnya. Ketika anak sudah tenang, akan lebih mudah diajak berdiskusi untuk mengatasi masalahnya.
Leave a Reply
View Comments