Noak.id, The Real Asset – Mimpin puluhan brand bisnis itu ada ujiannya. Ujian untuk berdiri di atas kepentingan banyak entitas, banyak brand, dan banyak leader. Terutama kebutuhan masing-masing pemimpin unit bisnis untuk ketemu Saya, ngobrol, diskusi, mentoring, coaching, business review, evaluasi, dan masih banyak lagi.
Blindspot yang terkadang tim Saya gak lihat, atau bahkan gak sadar, bahwa Saya juga punya dedikasi waktu untuk rumah tangga. Bukan sekadar waktu bersama, tetapi betul-betul waktu dedikasi untuk belajar jadi Ayah. Jadi suami. Yang bener.
Bahkan Saya serius punya waktu bersama anak-anak. Alhamdulillah masih punya waktu nemenin kedua putri Saya di kegiatan ekskulnya. Ini jam yang gak bisa diganggu.
Saya suka sampaikan ini ke kawan-kawan pengusaha yang Saya kenal. Tak sedikit yang beralasan gak bisa punya waktu untuk keluarga, dengan alasan lagi berjuang, lagi fight, dan lagi nyari nafkah.
Menurut Saya, ini masalah prioritas saja. Dianggap penting atau enggak?
Balik ke diri Saya saja. Satu unit bisnis value sales tahunannya bisa puluhan M, walau Saya gak seratus persen ownership. Tetapi kalo Saya ngebandingin semua waktu dengan nilai balas hasil jangka pendek, ya pasti menang si jadwal bisnis. Gak akan sempat untuk rumah tangga, untuk anak-anak.
Mengapa Saya masih punya waktu untuk keluarga? Karena keluarga adalah aset yang sebenarnya. The real asset.
Sudah banyak contohnya, harta jadi gak berasa apa-apa ketika di masa tua, pemandangan yang dilihat adalah bertengkarnya anak-anak, durhakanya anak-anak yang gak mau ngurus orang tuanya, bahkan kasus-kasus berat akibat kurang kasih sayang dan perhatian orang tua.
Kita gak akan bisa memanen, apa yang gak pernah kita tanam. Pengen anak sholih, tapi gak pernah mendidik. Pengen anak penuh kasih sayang, tetapi gak pernah ngasih kasih sayang.
Pengen anak Ahlul Quran, tetapi gak pernah mengenalkan Quran ke anak-anak.
Sorry ya, yang ngerasa sibuk gak bisa main sama anak-anaknya, emangnya unit bisnisnya ada berapa? Sorry banget… kadang-kadang perlu disongongin begini biar sadar. Peace! 😁✌️
Yuk balik lagi ke rumah…
Saya kalo udah sore, ya balik ke rumah tangga. Mau lagi safar pun, pasti ada slot waktu untuk anak-anak dan istri. Seenggaknya dibawa main, ikutan safar. Fokus sama mereka. Hadir. Utuh.
Yuk balik ke rumah…
Kalo memang malam, balik ke rumah, ngobrol sama istri. Saya zoom hampir setiap malam, tapi memaksakan zoom sudah di rumah, hadir sama anak-anak, dan kan gak zoom terus, kadang jeda. Intinya balik ke rumah.
Bisnis mau dikerjain dari pagi sampe pagi lagi pasti gak akan kelar-kelar. Seriusan. Ada lagi, ada lagi. Anggarkan waktu. Bijak spend waktu untuk bisnis. Jangan sebegitunya. Kelewatan.
InsyaAllah kalo kita anggarkan waktu untuk anak-anak, pasti Allah akan balas hasilnya. Sabar. Seriusan. Sing sabar.
Nanti kalo udah makin nambah usia, kenikmatan terbesar adalah ketika melihat anak-anak taat, sujud kepada Allah, senang berbuat baik, punya karya di masyarakat.
Kalo udah nambah usia, anak-anak lah yang nanti bawa kebahagiaan. Dan bahkan ketika kita wafat, doa anak-anak dan keturunan lah yang nyelamatin kita… jelas banget hadistnya.
Siap balik ke rumah? Yuk ah.
Boleh dishare ke pasangan, kerabat, dan sahabatnya. Saling mengingatkan aja ini mah.
By Dewa Eka Prayoga
Leave a Reply
View Comments