Teladan bagi seorang ayah, Pelajaran dari Umar Bin Khathab

Umar bin Khattab Ra

Umar bin Khattab Ra. merupakah salah satu teladan bagi seorang ayah yang memiliki sifat terkenal melekat pada dirinya: keras, tegas, dan kasar. Namun, ketika ia memeluk Islam, ternyata sikap sikapnya tersebut semakin menguatkan keimanannya. Bahkan, perkataan-perkataan Umar bin Khattab Ra. bukan hanya tegas, melainkan juga sangat kuat memegang kebenaran. Ucapan Umar bin Khattab Ra. benar, dan ia tidak takut sama sekali dalam menyampaikan kebenaran. Bahkan, Rasulullah Saw. memuji Umar bin Khattab Ra. sebagai berikut:

“Sesungguhnya, Allah telah menjadikan kebenaran melekat pada lisan dan hati Umar.” (HR. Tirmidzi).

Berkat kekuatan keimanan dan lisannya yang tegas dalam menyampaikan kebenaran, Umar bin Khattab Ra. disegani banyak orang, baik kaum kafir Quraisy maupun muslimin. Dan, kita bisa mengajarkan sikap mulia Umar bin Khattab Ra. ini kepada anakanak kita.

Teladan bagi seorang ayah, Kebenaran dalam ucapan Umar bin Khattab Ra.

Sebagaimana kita ketahui selain keteladanan dari Sahabat yang Mulia yaitu Abu Bakar as Shidiq, kita juga dapa mengambil pelajaran dari Umar bin Khattab Ra. Banyak sekali pelajaran yang bisa kita petik dan tiru dalam kehidupan kita.

Teladan bagi seorang ayah, Benarnya Ucapan dan Perbuatan Umar bin Khattab Ra.

Umar bin Khattab Ra. merupakan sosok yang ditakuti banyak orang. Oleh karena itu, ketika masuk Islam, ia menjadi pembela utama kaum muslim yang sedang dihina atau bahkan diserang oleh kaum musyrikin. Buktinya, sejak Umar bin Khattab Ra. masuk Islam, kaum muslim menjadi tenang ketika beribadah. Sebab, Umar bin Khattab Ra. selalu membela dan memerangi siapa saja yang mengganggu kaum muslimin. Sejak Umar bin Khattab Ra. masuk Islam, eksistensi Islam pun semakin kuat dan meluas.

Setelah masuk Islam, Umarbin Khattab Ra. selalu mendampingi Rasulullah Saw. dalam banyak hal. Ia menjadi pendamping beliau dalam rentang waktu yang cukup lama. Pada masa itu, banyak wahyu yang turun, Rasulullah Saw. pun menyampaikannya pada semua orang, mengajari mereka, dan memberi penjelasan.

Di samping itu pula, muncul banyak persoalan yang kadang membutuhkan pendapat dari para sahabat. Dalam hal ini, Umar bin Khattab Ra. kerap memberi sumbangan pemikiran untuk menghadapi situasi yang terjadi. Rasulullah Saw. pun memuji Umar bin Khattab Ra. pada sabdanya berikut:

“Pada umat-umat sebelum kalian terdapat orang-orang yang ucapannya selalu sejalan dengan kebenaran, segala hal yang dipikirkannya sering kali terjadi karena ia mendapat petunjuk dari Allah. Jika di antara umatku ada yang seperti itu, maka Umar ialah salah satunya.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Umar bin Khattab Ra. memiliki sikap kuat dan tegas sehingga kebenaran selalu ia tegakkan. Ucapannya selalu sejalan dengan kenyataan dan ia buktikan atau wujudkan. Dengan kata lain, Umar bin Khattab Ra. termasuk satu orang yang ucapan-ucapannya sejalan dengan kebenaran-kebenaran Islam. Ucapan-ucapan Umar bin Khattab Ra. bukanlah perkataan omong kosong atau tanpa pembuktian.

See also  Buku atau Gadget...? Gadget sebagai alat bantu atau hiburan utama?

Ini adalah pelajaran yang sangat penting dan berharga untuk diajarkan kepada anak-anak kita. Mendidik anak agar menjadi seperti Umar bin Khattab Ra. berarti mengajari anak untuk memiliki mental kuat dan konsisten dengan perkataannya. Karena itu, tanamkan pada diri anak kita tiga hal: jujur, berkata benar, dan sejalan dengan kebenaran perkataannya.

Sebagai seorang ayah mengajarkan kepada anak-anak kita kejujuran. Tekankan kepada mereka untuk selalu berkata jujur dalam segala situasi dan kondisi. Ajarkan kepada mereka bahwa kejujuran pasti akan membawa kepada keberuntungan dan keselamatan. Orang-orang yang jujur niscaya bahagia dan berhasil. Tanamkan kepada anak kita supaya selalu jujur bila ingin berhasil, beruntung, dan selamat dalam hidupnya.

Setelah itu, ajarkan kepada anak kita supaya selalu berkata benar. Berkata benar bukan sebatas perkataan apa adanya, melainkan perkataan yang memiliki dasar atau sandaran kebenaran yang kuat. Dalam hal ini, maksud berkata benar ialah perkataan yang sejalan dengan al-Qur’an atau ajaran Islam. Tanamkan pada diri anak untuk selalu berkata benar dan didasarkan pada ajaran-ajaran Islam.

Apabila ucapannya sudah jujur dan perkataannya benar, hal terakhir yang tidak kalah penting ialah mengajarkan kepada anak kita supaya selalu bertindak atau berlaku sesuai dengan kebenaran perkataannya. Umar bin Khattab Ra. merupakan contoh yang baik sesudah Rasulullah Saw. yang ucapannya senantiasa sesuai dengan tindakannya. Apabila Umar bin Khattab Ra. mengatakan sesuatu atau mengajak untuk mengerjakan suatu perkara, maka itulah yang ia lakukan. Sebab, banyak orang yang berkata baik atau berpidato dan berceramah mengajarkan kebaikan, namun perilakunya justru jauh dari perkataannya.

Jangan sampai anak kita pribadi yang hanya pandai berkata dan mengajak menuju kebaikan, namun perilakunya melenceng jauh dari ajaran-ajaran Islam. Banyak orang yang pandai berkata baik dan benar, namun tidak bisa mempraktikkan. Oleh karena itu, bimbing anak kita supaya berkata jujur, benar, dan berlaku sesuai dengan perkataannya. Ajarkan kepada anak kita agar ia bertanggung jawab terhadap segala hal yang ia katakan.

Umar bin khattab

Teladan bagi seorang ayah, meminta petunjuk Allah SWT

Allah Swt. benar-benar telah memberikan ilham kepada Umar bin Khattab Ra. melalui lisannya. Umar bin Khattab Ra. sering kali memberi usul yang kemudian ternyata sejalan dengan wahyu yang diturunkan Allah Swt. Karena itu, Rasulullah Saw. menyebut bahwa Allah Swt. melekatkan kebenaran di hati dan lidah Umar bin Khattab Ra.

See also  Cara Simpel Mengobati Kekecewaan Agar Lebih Fokus Menjalani Hidup

Banyak peristiwa yang membuktikan kesesuaian pendapat Umar bin Khattab Ra. dengan wahyu yang kemudian turun. Misalnya, Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Umar bin Khattab Ra., ia berkata:

Pendapatku sesuai dengan kehendak Allah dalam tiga perkara. Pertama, saya pernah berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana kalau kita jadikan makam Ibrahim sebagai tempat shalat?” Maka, turun ayat, “Dan jadikanlah makam Ibrahim itu tempat shalat.”48 Kedua, lalu saya pernah menyarankan, “Bagaimana jika engkau perintahkan para Ummul Mukminin menggunakan hijab?” Maka, Allah menurunkan ayat hijab.“ Ketiga, suatu saat saya mendengar keluhan Nabi Saw. atas sebagian istrinya, maka saya pun menemui mereka dan mengatakan, “Berhentilah kalian mengeluh atau Allah akan mengganti kalian untuk Rasulullah dengan yang lebih baik dari kalian.” Saat aku mengatakan hal itu pada salah satu istri beliau, ia menjawab, “Wahai Umar, tidakkah ada pada Rasulullah nasihat untuk istri-istrinya hingga engkau yang menasihati mereka?” Maka, Allah menurunkan ayat, “Boleh jadi Tuhan akan memberi ganti kepadanya dengan istri-istri yang lebih baik dari kamu, perempuanperempuan yang patuh.”

Selain itu, pernah juga Umar bin Khattab Ra. memiliki pandangan yang berbeda dengan Rasulullah Saw. mengenai menshalatkan jenazah orang munafik. Umar bin Khattab Ra. berpendapat bahwa hendaknya orang munafik tidak dishalatkan ketika meninggal dunia. Sebab, ia telah menentang Allah Swt. dan Rasulullah Saw. Lantas, Allah Swt. menurunkan ayat yang berkaitan dengan masalah tersebut.

Umar bin Khattab Ra. menceritakan:

Ketika Abdullah bin Ubay bin Salul meninggal, Rasulullah Saw. diminta untuk menshalatkannya. Saat beliau telah berdiri untuk menshalatkan, saya mendekati beliau dan berbisik kepadanya, “Wahai Rasulullah, apakah engkau akan menshalatkan Ibnu Ubay, sementara pada waktu itu ia berkata begini-begitu?” Saya pun menyebutkan beberapa ucapannya kepada Rasulullah. Beliau lalu tersenyum, dan berkata, “Mundurlah wahai Umar.” Namun, saya terus berusaha menjelaskan, sampai akhirnya beliau berkata, “Saya diberi pilihan, maka saya harus memilih. Seandainya saya tahu bahwa jika saya memintakan ampunan kepada Allah lebih dari tujuh puluh kali ia akan diampuni, pasti saya akan lebihkan!”

Umar bin Khattab Ra. melanjutkan ceritanya:

Maka, Rasulullah pun menshalatkan Abdullah bin Ubay. Setelah selesai, beliau pun pergi. Tak lama berselang, turun ayat dari surat Bara’ah (at-Taubah), “Dan janganlah engkau (Muhammad) melaksanakan shalat untuk seseorang yang mati di antara mereka (orang-orang munafik), selama-lamanya dan janganlah engkau berdiri (mendoakan) di atas kuburnya. Sesungguhnya, mereka ingkar kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik.” (QS. at-Taubah (9): 84). Setelah itu, baru saya terperangah mengingat betapa beraninya saya tadi memengaruhi Rasulullah, Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui. (HR. Bukhari).

See also  21 Potret Kemeriahan Shalat Idul Fitri Di JIS

Umar bin Khattab Ra, juga pernah geram dengan maraknya kaum muslim yang masih meminum khamar. Mabuk-mabukan merupakan peninggalan jahiliah yang susah ditinggalkan oleh kaum muslim. Lantas, Umar bin Khattab Ra. berdoa, “Ya Allah berilah penjelasan kepada kami perihal minuman keras. Sebab, sesungguhnya ia dapat menghilangkan akal sehat.”

Allah Swt. pun menurunkan firman-Nya:

أيها الذين آمنوا لا تقربوا الصلوة وأنتم شگری حتى تعلموا ما تقولون

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti yang kamu ucapkan….” (QS. an-Nisaa’ [4]: 43).

Namun, kaum muslimin belum benar-benar meninggalkan kebiasaan yang dapat menghilangkan akal sehat tersebut. Sebab, hanya ketika shalat mereka meninggalkan meminum khamar. Maka, Umar bin Khattab Ra. pun kembali berdoa, “Ya Allah, jelaskanlah kepada kami tentang khamar dengan penjelasan yang tuntas.”

Allah Swt. pun menurunkan ayat yang mengharamkan khamar. Allah Swt. berfirman: :

يأيها الذين آمنوا إنما الخمر والميير والأنصاب والأزكم رجس تین عمل الشيطن فاجتنبوه لعلكم تفلون : إنما يريد الشيطن أن يوقع بينكم العداوة والبغضاء في الخمر والميسر ويصدكم عن ذكر اللير وعن الضلؤة فهل أنتم ممنون ( 5 )

“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah termasuk perbuatan setan. Maka, jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya, setan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang. Maka, berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).” (QS. alMaa’idah [5]: 90-91).

Masih banyak kisah Umar bin Khattab Ra. yang menjadi sebab atau penegas turunnya ayat kepada Rasulullah Saw. Allah Swt. telah memberi petunjuk kepada Umar bin Khattab Ra. sehingga perkataan dan hatinya sesuai dengan yang dikehendaki oleh-Nya. Inilah rahmat yang Allah Swt. limpahkan kepada Umar bin Khattab Ra. atas sikapnya yang tegas, kuat, dan kukuh terhadap kebenaran.

Pengajaran kepada anak

Terkait mendidik anak agar meniru Umar bin Khattab Ra., selain mengajarkan kepadanya supaya selalu berkata benar, jujur, dan kuat, kita juga mesti melatih anak agar mampu menjaga hati. Usahakan agar perkataan dan perbuatan anak selaras dengan kebenaran Allah Swt. Ajarkan kepada anak ucapan-ucapan atau perkataan-perkataan yang sejalan dengan nilai-nilai al-Qur’an.

Selain sebagai petunjuk, al-Qur’an juga mengandung doa. Ayat-ayat al-Qur’an juga mengandung nilai keindahan yang sangat tinggi. Dengan mengajarkan perkataan-perkataan atau ucapanucapan yang sejalan dengan al-Qur’an, maka sejatinya kita sedang mendidik anak supaya menjadi orang yang mampu berkata benar dan sesuai ketentuan Allah Swt.