Narsisme dalam Islam
Narsisme dalam agama Islam dilihat sebagai perilaku yang tidak dibenarkan karena mengarah pada sikap sombong dan menganggap diri lebih baik dari orang lain. Dalam Islam, sikap sombong dan menganggap diri lebih baik dari orang lain dikatakan sebagai sifat yang tidak baik dan dapat menyebabkan masalah dalam hubungan sosial dan spiritual.
Islam mengajarkan kita untuk selalu mengingatkan diri kita akan keterbatasan diri kita dan bahwa kita tidak lebih baik dari orang lain. Dalam Al-Qur’an, Allah mengingatkan kita bahwa semua manusia sama di hadapan-Nya dan tidak ada satupun dari kita yang lebih baik dari yang lain.
Islam juga mengajarkan kita untuk selalu rendah hati dan tidak sombong. Rendah hati adalah sikap yang dihargai dalam Islam, karena itu merupakan sikap yang akan membuat kita lebih dekat dengan Allah dan lebih diterima oleh sesama.
Di dalam hadist Rasulullah SAW juga mengingatkan kita akan bahaya sombong yang akan menyebabkan kita masuk neraka, yang dalam bahasa arab disebut “Al-Hawa” atau “Hasad” yang artinya iri hati, cemburu, dengki dan sombong.
Secara keseluruhan, narsisme dalam Islam dilihat sebagai sikap yang tidak dibenarkan karena mengarah pada sikap sombong dan menganggap diri lebih baik dari orang lain. Islam mengajarkan kita untuk selalu rendah hati dan tidak sombong, dan mengingatkan kita akan keterbatasan diri kita dan bahwa kita tidak lebih baik dari orang lain.
Inilah 9 tanda perilaku narsis yang rentan terkena gangguan mental.
Perasaan superior:
Orang yang mengalami narsisme seringkali merasa superior dibandingkan dengan orang lain. Mereka merasa lebih berharga dan penting dibandingkan dengan orang lain dan merasa bahwa orang lain tidak sebanding dengan mereka.
Kebutuhan untuk diakui:
Orang yang mengalami narsisme sangat membutuhkan pengakuan dan pujian dari orang lain. Mereka merasa tidak lengkap tanpa pujian dan akan berusaha keras untuk mendapatkannya.
Perasaan cemburu:
Orang yang mengalami narsisme seringkali cemburu terhadap orang lain yang dianggap memiliki sesuatu yang lebih baik dari mereka. Mereka merasa tidak adil bahwa orang lain memiliki sesuatu yang tidak mereka miliki.
Kebutuhan untuk mengontrol orang lain:
Orang yang mengalami narsisme seringkali ingin mengontrol orang lain. Mereka ingin membuat orang lain melakukan apa yang mereka inginkan dan merasa tidak nyaman jika orang lain tidak menuruti perintah mereka.
Perasaan marah:
Orang yang mengalami narsisme seringkali marah jika merasa tidak diakui atau tidak dipuji. Mereka merasa bahwa mereka seharusnya diakui dan dipuji dan akan marah jika hal itu tidak terjadi.
Kebutuhan untuk mengalahkan orang lain:
Orang yang mengalami narsisme seringkali ingin mengalahkan orang lain dalam setiap situasi. Mereka merasa tidak puas jika tidak dapat mengalahkan orang lain dan akan berusaha keras untuk mengalahkan orang lain.
Perasaan tidak puas:
Orang yang mengalami narsisme seringkali tidak puas dengan apa yang mereka miliki. Mereka selalu ingin lebih dan merasa tidak puas jika tidak dapat mendapatkan apa yang mereka inginkan.
Kebutuhan untuk menjadi perhatian:
Orang yang mengalami narsisme seringkali membutuhkan perhatian dari orang lain. Mereka merasa kosong tanpa perhatian dan akan berusaha keras untuk mendapatkan perhatian.
Perasaan tidak memiliki empati:
Orang yang mengalami narsisme seringkali tidak memiliki empati terhadap orang lain. Mereka tidak peduli dengan perasaan orang lain dan hanya peduli dengan perasaan mereka sendiri.
Sebagai kesimpulan, narsisme adalah kepercayaan diri yang berlebihan yang dapat mengarah pada perilaku yang menyebabkan masalah dalam hubungan interpersonel dan dapat menyebabkan gangguan mental.
Tanda-tanda yang ditunjukkan oleh seseorang yang mengalami narsisme seperti perasaan superior, kebutuhan untuk diakui, perasaan cemburu, kebutuhan untuk mengontrol orang lain, perasaan marah, kebutuhan untuk mengalahkan orang lain, perasaan tidak puas, kebutuhan untuk menjadi perhatian, dan perasaan tidak memiliki empati. Jika Anda merasa menunjukkan tanda-tanda ini atau merasa khawatir tentang seseorang yang Anda kenal, segera carilah bantuan dari profesional kesehatan mental.
Leave a Reply
View Comments