Terpaksa atau Terdesak
Membangun alam bawah sadar secara terpaksa – Bahwa manusia itu telah diciptakan dengan potensi yang begitu luar biasa lebih canggih daripada semua penciptaan. Semua orang mengetahui itu, hanya saja potensi tersebut sering keluar pada saat kondisi terdesak. Ya, seperti kisah seorang nenek yang terpaksa melompat dari ketinggian lima meter saat kebakaran. Coba kalau dalam kondisi biasa, jangankan lima meter, melompat satu meter saja tidak berani.
Chairil Anwar menelurkan puisi-puisinya dalam situasi hidup yang miskin dan sakit-sakitan. Soichiro Honda baru bisa menciptakan sebuah sepeda yang diberi motor pada saat dia sudah dalam kondisi sangat terdesak dan terpaksa. Dengan bahan seadanya, dia memasang motor pada sebuah sepeda. Hasilnya bisa Anda lihat di sepanjang jalan. Sama halnya dengan Bob Sadino, seorang entrepreneur sukses yang merintis kariernya betul-betul dari bawah.
Mereka dibuat terpojok sehingga hanya tersedia sedikit pilihan bagi mereka. Karena kesempatan sukses hanya tersedia pada lahan yang begitu terbatas, tidak ada pilihan buat mereka kecuali bertarung habis-habisan di lahan yang “disisakan” buat mereka itu. Ternyata itu membangunkan alam bawah sadar sukses mereka secara terpaksa.
Kisah Tung Dasem Waringin membangunkan alam bawah sadarnya
Tung Dasem Waringin, prestasinya melesat baik di BCA. Akan tetapi, ketika ayahnya sakit dan dirawat di Singapura, ternyata gaji sebulannya hanya sanggup membayar biaya rumah sakit sehari saja. Lalu, dia sadar bahwa apa yang dicapainya ternyata belum bisa membantu orang yang dicintainya.
Akhirnya, dia nekat banting stir, membangun perusahaan sendiri di bidang motivasi. Hasilnya, penghasilan sebulan di BCA dulu, kini bisa diterimanya hanya beberapa jam mengisi seminar. Mungkin beberapa menit. Potensinya keluar ketika dia dibenturkan masalah.
Permasalahannya, apakah Anda ingin potensi terbaik Anda keluar setelah ada masalah? Kalau Anda menunggu ada masalah, biasanya ada korbannya.
Apakah Anda memilih ada masalah dan guncangan dahulu baru mengobarkan semangat dan membangunkan alam bawah sadar anda? Atau mau mulai sekarang sehingga ketika ada masalah, Anda sudah mampu mengatasinya?
Jika keadaan terpaksa atau terdesak tidak kunjung datang?
Kita sebagai manusia jika tidak dihadapkan pada persoalan atau musibah, mereka tidak akan mengeluarkan energi yang tersembunyi di dalam dirinya yang bersembunyi di alam bawah sadar mereka. Lalu, bagaimana jika keadaan terdesak itu betul-betul tidak datang?
Jawabannya, terdesak bisa diciptakan …
Tahukah Anda bahwa kondisi terdesak datang jika kita tidak berada pada zona comfort (zona nyaman). Kita tidak perlu membuangbuang energi dengan menciptakan sesuatu yang buruk di alam pikiran kita. Yang kita butuhkan hanya mengubah standar hidup kita.
Misalnya, seorang salesman memiliki waktu selama satu tahun, yaitu 12 bulan dengan target yang harus dicapai dua miliar rupiah.
Biasanya, jika memiliki goal dan memiliki waktu satu tahun, sang sales akan sibuk pada akhir tahun.
Ciptakanlah kondisi terdesak dengan menghemat waktu Anda.
Jika waktu satu tahun adalah 12 bulan, Anda harus keluar dari persepsi umum menuju persepsi pribadi. Jadi, misalnya seorang salesman memiliki waktu selama satu tahun untuk mencapai target dua miliar rupiah, persepsi kehidupannya bisa diubah menjadi satu tahun hanya ada enam bulan. Dengan begini, akan lahir sebuah kondisi terdesak.
Tugas-tugas dan pekerjaan yang nanti dikerjakan bisa kita lakukan dan dimajukan lebih awal. Misalnya, seorang, siswa baru mempelajari mata pelajaran di bab V. Biasanya, siswa tersebut akan mengikuti alur dari sekolahnya sehingga akan menghasilkan pribadi yang sama dengan siswa-siswa yang lain. Jika dia menciptakan kondisi terdesak dengan target-target yang lebih daripada yang lain sehingga pada saat siswa yang lain belajar di bab V, dia sudah sampai di bab VII dan tentunya siswa tersebut menjadi pribadi yang lebih berkualitas daripada yang lain.
Ada tiga hal untuk menciptakan kondisi terdesak.
- Berpikirlah satu langkah lebih maju.
- Bertindaklah satu langkah lebih maju.
- Hasilkan satu langkah lebih maju.
Dalam pekerjaan juga seperti itu, dengan mengubah standar – standar hidup, bisa meningkatkan kualitas. Jadi, tidak harus menunggu ancaman dari seorang atasan dulu baru kita mau bekerja lebih baik. Misalnya, seorang staf baru di sebuah perusahaan memakai waktuwaktu luangnya untuk mempelajari lebih dalam mengenai cara mengembangkan suatu perusahaan dan apa yang akan dia lakukan jika suatu saat nanti dia menjadi manajer. Dengan menciptakan kondisi terdesak dengan mengubah standar hidup, pikiran dan perasaan kita akan mengikuti pola hidup yang lebih berkualitas dari orang lain. Beralihlah dari konsep umum ke pada konsep pribadi. Kata-kata mengungkapkan isi pemikiran kita. Sikap mencerminkan harga diri kita. Tindakan menunjukkan watak kita. Kebiasaan adalah ramalan untuk masa depan kita.