Hati-hati nak, Jebakan itu ada di sekitarmu.!

Hati – hati jebakan – Jebakan di sekitar kita memiliki banyak jenis dan banyak bentuk, jebakan bisa berasal dari keluarga mapun lingkungan. Karena jebakan yang dibuat oleh iblis untuk menyesatkan manusia itu sangatlah beragam dan banyak sekali jenisnya.

Bayangin aja deh, usianya iblis itukan jutaan tahun ya…. hmmm

Mulai dari zaman kehidupan Nabi Adam sampai dengan sekarang, tentu saja pengalaman kerjanya sudah buaaaannyaakkkk banget. Mulai dari tips dan trik mereka menyesatkan Nabi Adam sampai menyesatkan manusia yang lemah iman seperti kita ini. Ada banyak sekali orang terjerumus ke hal-hal yang tidak kita inginkan di karenakan jebakan-jebakan tersebut salah satunya adalah dari segi pola pikir.

Banyak hal yang menjebak pola pikir Kamu sehingga Kamu kira bahwa Kamu adalah pribadi yang dewasa. Dan karena hal itu, kemudian Kamu menjadi pribadi yang tidak bisa menerima kegagalan, merendahkan diri sendiri dan terbiasa dengan hal-hal yang instan dan konyol.

Berikut beberapa faktor yang menjebak pola pikir Kamu dan menghalangi Kamu untuk berubah ke arah yang lebih baik:

Jati diri

1. Pembenaran Diri.

Keinginan Kamu untuk berubah terhalang oleh keyakinan atas kebenaran sendiri yang berlawaan dengan kebenaran sejati . Jika kamu meyakini bahwa kalau tidak melanggar aturan Kamu tidak akan hidup, maka keyakinan demikian akan membuat Kamu menjadi korban karena keyakinan itulah yang akan menjadi realitas hidup. Padahal peristiwa yang sebenarnya terjadi adalah murni masalah model penyikapan yang Kamu pilih.

See also  Pentingnya Mengajarkan Leadership Skill ke Anak

2. Penipuan Diri.

Transformasi kesadaan juga dihalangi oleh mekanisme menipu diri secara halus. Contoh yang sering dibuktikan oleh realitas adalah kemandirian orang cacat (maaf, misalnya orang buta) yang menolak menipudiri dengan menjalani profesi tertentu seperti ahli pijat, tokoh masyarakat. Logikanya, kalau ada orang cacat fisik bisa mandiri berarti tidak akan ada orang normal yang tidak bisa hidup mandiri.

Tetapi kenyataan yang terjadi tidak demikian. Mandiri dan tidak mandiri tidak ada hubungan mutlak dengan kenormalan fisik tetapi berhubungan dengan kualitas menolak mekanisme menipu diri. Memanjakan diri juga sering menjebak Kamu pada praktek menipu diri di mana kamu merasa tidak mampu mengoptimalkan potensi.

3. Perbandingan.

Mekanisme perbandingan yang sering menghalangi transformasi adalah perbandingan dalam hal negatif. Begitu Kamu membandingkan dengan sisi kelemahan/kejelekan orang lain, maka yang muncul adalah semangat untuk membiarkan diri. Perbandingan yang dianjurkan adalah membandingkan keunggulan orang lain dengan diri kamu untuk dipelajari. Atau dalam bisnis dikenal dengan istilah kompetisi.

4. Kerelaan Menjadi Korban.

Mekanisme yang biasa Kamu terapkan untuk merelakan-diri adalah menuding orang lain atau keadaan sebagai penyebab yang menghalangi Kamu menjadi yang terbaik. Biasanya kerelaan ini disebabkan oleh kesalahan membuat kalkulasi ukuran diri dan ukuran masalah yang Kamu hadapi atau ketidakmampuan mengambil keputusan berdasarkan fakta aktual tentang diri Kamu (who are we?).

5. Penolakan Tanggung Jawab.

Mekanisme menolak adalah pembatas yang Kamu ciptakan sendiri atau kesengajaan untuk menghentikan perjalanan proses transformasi di dalam diri yang umumnya tidak Kamu sadari. “Orang miskin seperti saya mana mungkin bisa menjadi kaya”. Ungkapan demikian adalah pernyataandiri bahwa Kamu dengan demikian tidak dikenai tanggung jawab untuk mengubahnya dan melemparkan tanggung jawab ini kepada orang lain yang Kamu anggap harus bertanggung jawab.

See also  Obat Stress Menurut Al-Quran Yang Jarang Orang Ketahui

6. Penolakan Konsekuensi.

Apapun yang Kamu pilih akan melahirkan konsekuensi tertentu yang apabila Kamu terima dengan pengakuan dan pemahaman akan mendekatkan jarak transformasi dari negatif ke positif..

Tetapi, umumnya kamu menciptakan pilihan dan menolak konsekuensi yang muncul kemudian. Kalau Kamu memilih tidak mau mengembangkan diri, mestinya secara rasional Kamu merelakan diri dengan konsekuensi ketinggalan, bukan menyalahkan orang lain yang lebih maju. Dengan menolak berarti memperlambat proses transformasi.

7. Kebrutalan.

Kebrutalan (dehumanization) adalah mekanisme menolak kebenaran yang diyakini. Orang bisa bertindak brutal kalau dirinya mengunci hati, pendengaran dan penglihatan. Bahkan kebrutalan tersebut akan semakin menjadi-jadi ketika tidak secara cepat dilakukan upaya menarik diri. Mekanisme demikian jelas akan menghalangi proses transformasi kesadaran dari the effect ke the cause.

dikutip dari: karena kamu sudah dewasa