Noak.id, Tamak adalah sifat atau kecenderungan seseorang yang terlalu haus akan sesuatu, biasanya terkait dengan keinginan untuk mendapatkan keuntungan atau kekayaan.
Orang yang tamak sering kali dianggap tidak puas dengan apa yang mereka miliki, selalu menginginkan lebih, dan sering kali tidak memperhatikan konsekuensi atau dampak dari tindakan mereka demi mencapai tujuan tersebut.
Tamak dapat menjadi sifat yang merugikan jika seseorang tidak mampu mengendalikannya, karena dapat menyebabkan orang tersebut melakukan tindakan yang tidak etis atau tidak pantas demi kepuasan pribadi.
Hati-hati dengan sifat tamak atau rakus. Tamak harta melahirkan dosa; menipu, mencuri, merampok, korupsi dan kikir alias bakhil bin medit.
Tamak dengan wanita juga bisa berbahaya; padahal sudah ada di rumah yang halal; karena ia rakus, diterabaslah rambu syar’i; akhirnya ia zina dan menumpuk kebohongan yang satu ke kebohongan yang lain.
Tamak akan kekuasaan juga lebih dahsyat dampaknya! Akan tumbuh kembang kezaliman yang menumbuh-subur praktik oligarki, kolusi, berkuasa dengan tangan besi, menghalalkan segala cara; sikut-sikutan dengan yang dulu padahal teman dan kerabat, bahkan saling jegal-menjatuhkan serta tidak sedikit saling angkat parang dan pistol kemudian saling bunuh; menjilat yang di atas; menyikut yang di samping; menginjak yang di bawah.
Hmm, ngeri bukan bahaya sifat tamak ini? Meski ada pula tamak yang halus lagi indah bahkan akan membuat pesona dengan celetar yang membahana terutama bagi para Penghuni langit! Apa itu? Ya, tamak akan ilmu dan rahmat-Nya.
Tamak ilmu mengangkat derajat dan kelas kita di hadapan Allah (QS. Al Mujadilah [58]: 11); tamak rahmat-Nya, insya Allah menaburkan kasih-sayang yang menyemesta
(QS al-Furqan[ 25]: 63-77).
Dalam kajian tashawwuf lawan kata tamak adalah qonaah (menerima dengan lapang dada). Jika tamak adalah yang tumbuh dari akar hati yang buruk maka qonaah adalah yang tumbuh karena hati yang baik.
Secara bahasa tamak berarti rakus hatinya. Sedang menurut istilah tamak adalah cinta kepada dunia (harta) terlalu berlebihan tanpa memperhatikan hukum haram yang mengakibatkan adanya dosa besar.
Sifat ini dijelaskan oleh Syeikh Ahmad Rifai dalam Riayah Akhir sebagai sebab timbulnya rasa dengki, hasud, permusuhan dan perbuatan keji dan mungkar lainnya, yang kemudian pada penghujungnya mengakibatkan manusia lupa kepada Allah SWT, kehidupan akhirat serta menjauhi kewajiban agama.
Sifat rakus terhadap dunia menyebabkan manusia menjadi hina, sifat ini digambarkan oleh beliau seperti orang yang haus yang hendak minum air laut, semakin banyak ia meminum air laut, semakin bertambah rasa dahaganya.
Maksudnya, bertambahnya harta tidak akan menghasilkan kepuasan hidup karena keberhasilan dalam mengumpulkan harta akan menimbulkan harapan untuk mendapatkan harta benda baru yang lebih banyak.
Tabiat orang tamak senantiasa lapar dan dahaga dengan urusan dunia. Makin banyak yang diperoleh dan menjadi miliknya, semakin rasa lapar dan dahaga untuk mendapatkan lebih banyak lagi.
Jadi, mereka sebenarnya tidak dapat menikmati kebaikan dari apa yang dimiliki, tetapi sebaliknya menjadi satu beban hidup.
12 Cara Membuat Anak Terhindar Dari Sikap Tamak
1. Gigih dalam menerapkan akhlak mulia dan menghindarkan dari akhlak yang buruk.
2. Membiasakan anak untuk mensyukuri semua nikmat dari Allah.
3. Menumbuhkan perasaan cukup atas pemberian Allah ( Qanaah ).
4. Membiasakan anak untuk hidup sederhana.
5. Membimbing anak untuk hemat dalam pengeluaran uang.
6. Menanamkan anak untuk lebih cinta pada akhirat dari pada kemewahan dunia.
7. Mengajarkan anak untuk melihat orang yang lebih susah darinya agar bisa bersyukur.
8. Memperkenalkan hak dan miliknya serta hak dan milik orang lain.
10. Mengajarkan anak untuk menghargai dan memenuhi hak orang lain sehingga tidak merampasnya.
11. Menumbuhkan sikap gemar berbagi dan bersedekah.
12. Berdoa kepada Allah agar dirinya, pasangannya dan anak-anaknya dijauhkan dari sifat tamak.
Leave a Reply
View Comments